なにがあっても、あきらめないで

in

Can’t be Moved

“Kamu gak pernah berubah ya?” katanya setelah beberapa jam kami duduk dalam sebuah sesi ‘reuni’ dari sebuah ‘perpisahan’ lima tahun yang lalu. Perpisahan dari sebuah hubungan yang tak pernah terlupakan, meski saya sendiri sudah hampir lupa dengan dia, begitu juga sebaliknya, tapi ternyata saya masih terlalu mengenang kata ‘kita’.
“gue sih, selalu jadi orang yang sama, cuman tambah tua dan ganteng aja. hahah” bohong. saya selalu berusaha untuk berubah tapi pada akhirnya kembali di tempat yang sama, lima tahun yang lalu, alih-alih berusaha, pada akhirnya saya malah banyak mengingat hal-hal lima tahun yang lalu kebelakang, masa-masa SMA, masa-masa setelah SMA, kuliah, kerja, semuanya lewat tanpa melewati memori bernama kenangan.
“mana nih pacar kamu, gak dateng?”. skakmat.
“masih nunggu…” saya pura-pura melihat jam tangan. Pacar saya gak pernah akan datang, karena memang gak ada, atau mungkinkah dia yang di hadapan saya sekarang ini? Ah, itu kah masa lalu.
“Eh kayaknya aku gak bisa lama-lama lagi. Ada janji.” katanya setelah menerima pesan di handphonenya. “Ini undanganku, jangan lupa dateng ya!”
“I-iya”
“Bye!” Dan dia menampakan punggungnya. Menjauh.
“Eh, Ri! Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungin gue yak!”
“Oke!”
“Gue, selalu ada di sini!”
Dia melambaikan tangan.
“Nungguin elo!” sepertinya teriakan saya yang terakhir terlalu jauh untuk ia dengar.

———

vachzar. 13.09.2012


by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *