なにがあっても、あきらめないで

Category: Cerpen

  • aku tau (masalah) kamu

    “Kamu kenapa lagi?” Tanyaku pada Icha yang masih sesegukan di sudut kamar kosku sambil membenamkan wajahnya pada bantal favoritnya. Entah sejak kapan dia punya hobi seperti ini. “gara – gara … hiks … hiks… hwaaaa” Wajahnya semakin tenggelam dalam bantal. Aku jadi punya kerjaan tambahan, menjemur bantal itu besok. “Pasti gara-gara Re? ya kan?” “kok-kok…

  • unreachable

    Dia di sana, duduk di bangku baris pertama, dan aku selalu duduk baris paling belakang di dalam angkot perjalanan pulang dari sekolah. Angkot minibus yang sering disebut elf atau bison ini bagian terbagi tiga baris kursi dan satu baris yang menghadap ke belakang. Spot favoritku adalah baris ketiga paling kiri dekat jendela dan pintu keluar.…

  • Tentang Bermain Hati

    Selingkuh nggak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku, meski sering kali aku lihat di sinetron-sinetron yang setiap malam, terpaksa, aku tonton karena remote TV disekap oleh emak. Mungkin, akan kuceritakan bagaimana awal mula aku bisa terperangkap dalam permainan berbahaya, yang konon katanya lebih berbahaya dari pada menggosok gigi macan yang sedang berpuasa.

  • Roti dan Selai Kacang

    “Cobain deh gimana rasanya… ” dia mengoleskan selai kacang di atas roti bekal yang aku bawa dari rumah. Kugigit kecil rotiku, dan hmm… rasanya uenak tenan. Itulah awal pertemuanku dengan Pia. di suatu sesi makan siang acara MOS SMA. Pia kebetulan satu kelompok denganku dan karena punya hobi yang berkaitan kami jadi cepet nyambung. Aku…

  • Bugh!

    Sebuah pukulan keras mendarat di pipi saya. Badan saya langsung terhuyung-huyung, seketika langsung jatuh ke lantai. Mulut saya  terasa amis. Darah. Rasa perih terasa di pipi saya. Genggaman erat tangan Rahne yang tidak berubah sejak kami bergandengan tangan tadi. Dia menahan tubuh pria yang memukul saya. Pria yang saya kenal betul. Malah mungkin Rahne lebih…

  • tentang move on

    Kamu masih bercerita tentang pacarmu, oh, mungkin lebih tepatnya mantanmu.  Dan tidak seperti biasanya saat kamu bercerita tentang mantan atau pacar-pacarmu yang lain, kali ini wajahmu tampak lebih muram dengan air mata yang tak kunjung reda.  Itu lah yang membuatku tak tega membiarkanmu berdiri selama setengah jam di depan kosanku, menungguku membukakan pintu untukmu.

  • maaf bukan kamu

    hari ini aku punya janji dengan kamu, sebuah janji yang diawali dengan kamu dan teman kamu mendatangiku. dan kita saling terdiam, keringat dingin mengucur dari dahi turun ke pembuluh darah paling besar, tangan yang gemetaran. inilah rasanya berhadapan dengan orang yang menyukaiku dan orang yang kusukai. pengalamanku dengan cinta yang sebelumnya hanya sebatas saling lirik…

  • wajahnya yang memerah…

    “Kak! jalannya pelan dikit napa!?” Teriak Via, Adikku. “Kata Emak, kita harus sampe rumah sebelum Maghrib,” jawabku sambil terus berjalan. “Pelan dong! Aku kan pulang emang biasanya jam segini, tepat waktu sampe rumah!” Via masih protes. Memang sih, aku biasa menjemput Via dari tempat lesnya jam segini dengan berjalan kaki. Emak khawatir kalau Via pulang…

  • Hujan, Senja, dan Pelangi [isfmty – 5]

    Secangkir Cappuccino berangsur-angsur mendingin di depan saya bersebelahan dengan banana split yang mencair creamnya. Di seberang saya, ada segelas jus alpukat topping coklat digenggam jemari lentik wanita yang telah lama saya kenal. Sejenak saya amati tak ada cincin yang tersemat pada jari manisnya. Ada diam di antara kami. Ternyata berpisah selama empat tahun, membuat kami…

  • Laron dan Keajaiban Musim Hujan [isfmty – 4]

    Hujan selalu menjadi musim penuh keajaiban bagi saya di waktu kecil. Hal-hal ajaib itu antara lain, hujan-hujanan, mandi di genangan air,  suara-suara katak (jomblo) yang mencari jodoh, Pelangi, dan Laron.  Satu hal yang selalu saya tunggu adalah munculnya laron, bahasa Indonesianya, anai-anai, atau ratu rayap. Laron bisa muncul di pagi hari atau malam hari, tapi…