なにがあっても、あきらめないで

Category: Tulisan

  • tiba-tiba…

    “Dor!” si bodoh Toni mengagetkanku dari balik pintu kelas. Hampir saja penyakit jantungku kumat lagi. Tumben-tumbenan sekali pagi-pagi sekali dia sudah sampai di kelas. “bodoh! tumben lo udah sampe kelas? mau nyontek PR ya?” “Hahaha. ngapain coba gue dateng pagi-pagi buat nyontek PR. Gue cuman mau ngagetin lo aja. hahaha.” tawanya menghilang menjauh dari lorong…

  • di suatu malam

    lalu hujan jatuh di pertengah kemaraubarangkali membawa rahasiarintik-rintik rindu yang teselipdi antara jari-jari bando merahsekelebat saja lewat, hujan yang usilKita entah sampai kapan duduk di siniMenikmati hening masing-masingdan dua cangkir coklat yang mendingin ==== 2013-08-30 di suatu malam setelah membaca puisi sapardi djoko damono yang berjudul ‘di restoran’ dan kemudian tetiba turun hujan.

  • Roti dan Selai Kacang

    “Cobain deh gimana rasanya… ” dia mengoleskan selai kacang di atas roti bekal yang aku bawa dari rumah. Kugigit kecil rotiku, dan hmm… rasanya uenak tenan. Itulah awal pertemuanku dengan Pia. di suatu sesi makan siang acara MOS SMA. Pia kebetulan satu kelompok denganku dan karena punya hobi yang berkaitan kami jadi cepet nyambung. Aku…

  • Bugh!

    Sebuah pukulan keras mendarat di pipi saya. Badan saya langsung terhuyung-huyung, seketika langsung jatuh ke lantai. Mulut saya  terasa amis. Darah. Rasa perih terasa di pipi saya. Genggaman erat tangan Rahne yang tidak berubah sejak kami bergandengan tangan tadi. Dia menahan tubuh pria yang memukul saya. Pria yang saya kenal betul. Malah mungkin Rahne lebih…

  • tentang move on

    Kamu masih bercerita tentang pacarmu, oh, mungkin lebih tepatnya mantanmu.  Dan tidak seperti biasanya saat kamu bercerita tentang mantan atau pacar-pacarmu yang lain, kali ini wajahmu tampak lebih muram dengan air mata yang tak kunjung reda.  Itu lah yang membuatku tak tega membiarkanmu berdiri selama setengah jam di depan kosanku, menungguku membukakan pintu untukmu.

  • maaf bukan kamu

    hari ini aku punya janji dengan kamu, sebuah janji yang diawali dengan kamu dan teman kamu mendatangiku. dan kita saling terdiam, keringat dingin mengucur dari dahi turun ke pembuluh darah paling besar, tangan yang gemetaran. inilah rasanya berhadapan dengan orang yang menyukaiku dan orang yang kusukai. pengalamanku dengan cinta yang sebelumnya hanya sebatas saling lirik…

  • you’re my petrichor

    Saya selalu bertanya-tanya tentang sebuah aroma yang tercium sesaat hujan baru turun. Aromanya teduh sekaligus menyejukan. Bau Surga no.2, begitulah saya menyebutnya (btw, nomor 1 adalah aroma keringat saya sendiri, hehehe). Aroma itu sekejap saja bisa membawa saya ke dimensi yang berbeda tiap kali saya menciumnya, sampai sekarang. Petrichor, begitulah mereka menyebutnya.

  • pada suatu saat

    ingin kumemelukmu, mendekatkan jantungku, pada jantungmu. membiarkan mereka berdetak seirama.

  • wajahnya yang memerah…

    “Kak! jalannya pelan dikit napa!?” Teriak Via, Adikku. “Kata Emak, kita harus sampe rumah sebelum Maghrib,” jawabku sambil terus berjalan. “Pelan dong! Aku kan pulang emang biasanya jam segini, tepat waktu sampe rumah!” Via masih protes. Memang sih, aku biasa menjemput Via dari tempat lesnya jam segini dengan berjalan kaki. Emak khawatir kalau Via pulang…

  • Hujan, Senja, dan Pelangi [isfmty – 5]

    Secangkir Cappuccino berangsur-angsur mendingin di depan saya bersebelahan dengan banana split yang mencair creamnya. Di seberang saya, ada segelas jus alpukat topping coklat digenggam jemari lentik wanita yang telah lama saya kenal. Sejenak saya amati tak ada cincin yang tersemat pada jari manisnya. Ada diam di antara kami. Ternyata berpisah selama empat tahun, membuat kami…