なにがあっても、あきらめないで

in

Demi Ucok: an Awesome Non-Mainstream Indonesian Movie*

*Terms and conditions apply
DEMI UCOK
Sebenernya saya mau nulis ini sejak nonton 3 Januari 2013 lalu, tapi karena sesuatu hal: males-malesan, ya begitulah :hammer: . Saya tau adanya film ini kalo gak salah sejak 2011 dari halaman fans facebook sebuah film indie cin(T)a.
Saya sendiri dapat informasi film cin(T)a itu dari postingan seorang blogger dan sayangnya saat itu film indie ini hanya tayang di jaringan Blitz Megaplex yang gak ada di Surabaya. :( Dan pada akhirnya bisa nonton setelah ada VCDripnya. heheh maaf ya mbak Sammaria. Setelah debut filmnya cin(T)a yang super keren dan/namun berbudget minim itu, Sammaria bikin film lagi dengan mengharapkan jaringan yang luas (masuk jaringan duasatu maksudnya) agar mendapat penontonnya juga lebih banyak.
Salah satu yang menarik adalah Demi Ucok ini menggunakan sistem Crowd-Funding dan pertama kali diterapkan di Indonesia. Crowd-Funding jika dijelaskan secara sederhana dana film ini dikumpulkan dari orang banyak. Dalam promosinya, Demi Ucok menggunakan sebutan Co-Producer untuk orang-orang yang berpartisipasi dalam Crowd-Funding ini. Awalnya, saya skeptis karena ya kalau film Indonesia saya apatis aja heuheuheu. Tapi entah kenapa tiba-tiba saya pengen ikutan, jadinya ya saya jadi salah satu coPro di film ini. iye-iye meski cuman nyumbang seratus ribu doank aja bangga. :ngakaks
Non-Mainstream? mungkin kata ini yang menarik perhatian kalian. Yes, film ini bener-bener non-mainstream mulai dari produksinya yang seperti saya sebutkan sebelumnya, temanya juga tergolong baru di Indonesia, meski tema satunya sangat klise. Ohya tema film ini ada dua; kisah antara ibu dan anak, dan bikin film. Salah satu hal non-mainstream lagi adalah tentang orang Batak, yang mana jarang sekali orang batak sebagai tokoh utama dalam film, biasanya orang batak cuman jadi preman. Dan Batak suka makan babi, jadi jangan heran di film ini banyak makanan dengan kepala babi (gak tau namanya apa), yang mana jarang ada di film Indonesia, saya sendiri baru pertama kali.
Film ini akan terasa biasa saja bagi penggemar film box office dengan budget raksasa yang saat film ini tayang, dua film box office Indonesia dengan jutaan penonton masih tayang. Tapi jika dibandingkan dengan film-film Indonesia pada umumnya, Jelas film ini lumayan di atas rata-rata. Jokes cheesy namun cerdas banyak terlontar di film ini, meski ada yang terkesan ‘kurang ajar’. Apalagi sindiran-sindiran yang sungguh menohok salah satunya sindiran tentang film-film Indonesia, “Film Indonesia itu harus ada bencong, hantu dan susu” :ngakaks

Sayangnya, di pertengahan film, ada turunan tajam dari feel yang dibangun di awal-awal film, ceritanya menjadi lambat dan mononton, mungkin Sammaria ini memindahkan alur dari komedi ke drama ibu-dan-anak namun malah terkesan jatuh. Hingga saat saya nonton film ini, saya terus berharap ada adegan yang fresh dan yang ada hanyalah bahwa filmnya udah berakhir begitu saja. Jadi jangan heran kalo ada yang bilang “lah gini doank”
Terlepas dari semua itu, akting para pemeran keren, khususnya mak Gondot (Lina Marpaung), gak heran kalau beliau dapat Piala Citra atas kepiawaiannya mencuri perhatian penonton itu. Karakter Glo (Geraldine Sianturi) juga mampu menyuarakan anak-anak muda yang dituntut menikah atau mengejar cita-cita. Dan Niki yang  diperankan Saira Jihan :wowcantik juga mencuri perhatian (pria-pria pemburu wanita cakep seperti saya :malu:) Aktingnya yang udah teruji di film cin(T)a, mampu mengkover karakter Niki di film ini.
Saira Jihan on Demi Ucok
Overall, film ini tetep keren, banyak hal yang tidak saya sebutkan diatas, khususnya jokes-jokes yang keren, biar gak spoiler ;) *padahal males ngetik. Dan meski film ini hanya bisa bertahan 7 hari di Surabaya. Sayang sekali memang, karena masih berbarengan dengan film Habibie & Ainun, dan 5CM. Pokoknya film ini sayang sekali kalo terlewat khususnya pencinta film, atau yang bercita-cita untuk bikin film.
Rating dari saya: 7/10
Bintang: 4 dari 5
info film lihat website resminya.
gambar dari sana juga.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *